Tari Tunggal, Pengertian, Contoh dan Penjelasannya

Tari Tunggal, Pengertian, Contoh dan Penjelasannya

Tari Tunggal, Pengertian, Contoh dan Penjelasannya

Tari Tunggal, Pengertian, Contoh dan Penjelasannya
ilustrasi

Seni Budaya Indonesia │ Tarian dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu tari tunggal yang akan dimainkan oleh 1 orang penari, tari berpasangan yang dimainkan secara berpasangan, dan tari kelompok yang dimainkan oleh kelompok penari.

Mari kita bahas tentang pengertian dan contoh tari tunggal. Tari tunggal adalah tari yang dipentaskan oleh satu orang penari saja. Dibandingkan jenis tari berpasangan dan tari kelompok, tari tunggal cenderung lebih mudah dipelajari dan dipentaskan karena unsur kekompakan tidak terlalu diperlukan. Para penarinya hanya berfokus pada gerakannya masing-masing untuk menciptakan wirasa, wirama, dan wiraga yang seindah mungkin.

Ada banyak contoh tari tunggal dalam budaya tari tradisional Indonesia. Berikut contoh-contoh dan penjelasannya. 

1. Tari Jaipong 

Siapa tak kenal dengan tarian khas Karawang, Jawa Barat ini. ciri khas gerakan semi erotis yang diperagakan penarinya dengan diiringi tabuhan gendang membuat tarian ini sempat populer di tahun 80-an sebagai salah satu alternatif hiburan rakyat. Tarian yang dipentaskan oleh seorang sinden perempuan ini juga masuk dalam katagori contoh tari tunggal. Pasalnya hingga kini, sangat jarang tarian ini dipentaskan secara bersama-sama.

2. Tari Kancet Ledo 

Tari kancet ledo sering kali disebut dengan nama tari gong. Dinamai demikian karena tarian yang berasal dari budaya suku dayak Kenyah di Kalimantan Timur ini dipentaskan di atas sebuah gong besar. Saat menari, penarinya menggunakan pakaian adat Kalimantan Timur dan properti berupa bulu burung enggang sambil menginjak sebuah gong. Tari kancet ledo sendiri ditarikan oleh seorang gadis. Tema yang diangkat adalah tentang kehidupan dan sikap seorang gadis dayak yang penuh dengan kelembutan. Kendati termasuk contoh tari tunggal, kancet ledo saat ini kerap juga dipentaskan secara bersama-sama oleh lebih dari 2 penari. 

3. Tari Gandrung 

Tari gandrung adalah tari tradisional yang berasal dari budaya masyarakat Banyuwangi, Jawa Timur. Tarian ini dahulunya dipentaskan sebagai bentuk ucapan rasa syukur atas hasil panen yang berlimpah. Ia dipentaskan oleh seorang gadis dengan tabuhan gamelan dan musik pengiring lainnya. Kendati termasuk contoh tari tunggal, ia juga dewasa ini dapat dipentaskan secara berkelompok. 

4. Tari Pendet 

Tari pendet adalah tari tradisional asal Bali yang diciptakan oleh seorang seniman I Wayan Rindi. Dahulu, tari ini hanya dipentaskan oleh 1 orang penari wanita saja, namun pada perkembangannya ia kini juga dapat dimainkan oleh lebih dari 3 orang penari. Tarian ini berfungsi sebagai tarian selamat datang untuk menyambut tamu agung yang datang ke Bali. Ia sangat populer bahkan bagi masyarakat Internasional karena adanya ciri khas gerakan yaitu gerak mata yang tajam dan mimik wajah penarinya yang memiliki nuansa anggun.

5. Tari Srimpi 

Tari serimpi adalah tari klasik yang dipopulerkan oleh keraton Kasultanan Mataram sebagai tari sakral saat prosesi pengangkatan sultan menuju tahtanya. Tarian ini termasuk contoh tari tunggal karena hanya dipentaskan oleh satu orang penari, meskipun kini kita juga dapat menemukan pementasannya dilakukan oleh lebih dari 3 orang. Gerakan-gerakan tari serimpi menggambarkan kelemahlembutan wanita Jawa yang khas dengan selendang panjang yang berfungsi sebagai properti tariannya. 

Selain contoh tarian di atas, terdapat beberapa contoh tari tunggal lainnya yang perlu Anda ketahui. Berikut ini beberapa contoh tersebut: Tari talendhek asal Jawa Timur Tari gambyong asal Jawa Tengah Tari cokek asal Jawa Tengah Tari batek baris asal Sumbawa Tari leleng asal Kalimantan Tari merak asal Sunda dan Bali  

Demikianlah sekilas tari tunggal dan penjelasannya. Semoga bermanfaat

Terima kasih.

Ref : adat-tradisional.blogspot.com



Read More
Tari Kelompok, Pengertian, Contoh dan Penjelasannya

Tari Kelompok, Pengertian, Contoh dan Penjelasannya

Tari Kelompok, Pengertian, Contoh dan Penjelasannya

Tari Kelompok, Pengertian, Contoh dan Penjelasannya

Seni Budaya Indonesia │ Tarian dapat dikelompokan dalam 3 jenis, yaitu tari tunggal, tari berpasangan, dan tari kelompok. Nah, melanjutkan pembahasan dan akan mengulas tentang pengertian dan contoh tari kelompok lengkap dengan asal daerahnya. 

Tari kelompok adalah jenis tarian yang dipentaskan secara berkelompok oleh beberapa penari secara bersama-sama. Contoh tari kelompok tersebut antara lain :

1. Tari Saman asal Aceh 

Tari saman merupakan salah satu tari tradisional yang sangat populer dikancah internasional. Tarian ini dipentaskan oleh para penari berjumlah ganjil secara berkelompok. Gerakan yang mendominasi adalah gerak tepuk tangan, tepuk dada, tepuk paha, dan tepuk lantai yang berpadu secara dinamis dan saling melengkapi. Asal usul tari saman diperkirakan berasal dari akulturasi budaya Melayu Aceh dan budaya Islam. Hingga kini tarian ini masih sering dipentaskan dalam berbagai even.

2. Tari Kecak asal Bali 

Siapa yang tak kenal dengan tari asal Bali yang satu ini. tari kecak adalah sebuah tarian yang sangat dikenal karena ciri khasnya yang dipentaskan oleh banyak orang sekaligus, yakni sekitar 50 sd 70 orang. Tarian yang mengangkat kisah tentang kisah cinta Sri Rama dan Dewi Sinta ini juga termasuk contoh tari kelompok.

3. Tari Piring asal Sumatera Barat 

Selain tari saman, tari piring asal Sumatera Barat juga merupakan contoh tari kelompok. Tarian ini dipentaskan dengan properti utama yaitu sepasang piring yang dipegang para penarinya. Para penarinya sendiri berjumlah ganjil, sedikitnya 3 orang dan paling banyak 9 orang. Tari ini mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang petani dengan kegiatan bercocok tanam yang dilakukannya. 

4. Tari Kipas Pakarena asal Sulawesi Selatan 

Masyarakat Gowa-Sulawesi Selatan juga dikenal memiliki budaya yang telah maju sejak masa silam. hal ini dibuktikan dengan adanya sebuah tarian etnik yang bernama tari kipas pakarena. Tarian ini juga merupakan contoh tari kelompok karena dipentaskan secara bersama-sama oleh beberapa orang penari. Properti utama yang digunakan dalam tarian ini adalah sepasang kipas yang digerakan secara mendayu-dayu mengikuti irama musik pengiringnya.

5. Tari Gambyong asal Jawa Tengah 

Tari gambyong adalah tari yang berasal dari budaya masyarakat Jawa kelas bawah. Tarian ini kemudian dikembangkan menjadi tarian klasik khas keraton karena ketertarikan raja Surakarta pada keindahan tarian ini. Gambyong sendiri juga merupakan contoh tari kelompok karena dalam pementasannya ia dimainkan oleh beberapa orang penari sekaligus.

Masih terdapat banyak contoh tari kelompok lainnya yang dapat kita temukan dalam budaya masyarakat asli Indonesia. seperti tari kuda lumping, tari serimpi, dan tari bedaya. 

Demikianlah ulasan tentang pengertian dan contoh tari kelompok beserta penjelasannya.

Sumber: adat-tradisional.blogspot.com
Read More
Tari Berpasangan, Contoh dan Asal Daerahnya

Tari Berpasangan, Contoh dan Asal Daerahnya

Tari Berpasangan, Contoh dan Asal Daerahnya

Tari Berpasangan, Contoh dan Asal Daerahnya

Seni Budaya Indonesia │ Berdasarkan jumlah penari dan setting panggungnya, tarian dapat dikelompokan ke dalam 3 jenis, yaitu tari tunggal, tari berpasangan, dan tari kelompok.  Tari berpasangan adalah jenis tarian yang dimainkan atau dipentaskan secara berpasangan oleh 2 orang penari. Sepasang penari tersebut boleh sesama jenis (penari pria dengan penari pria atau penari wanita dengan penari wanita) atau berbeda jenis (penari pria dengan penari wanita), yang jelas dalam setiap gerakan tari yang diperagakan keduanya harus saling mengisi satu sama lainnya sehingga menciptakan wiraga, wirasa, dan wirama yang dapat menjadi sarana hiburan.

Adapun meski dimainkan secara berpasangan, namun jenis tari ini juga dapat dimainkan oleh lebih dari 2 orang dalam satu panggung, asalkan penari-penari dalam panggung tersebut terdiri dari pasangan-pasangan penari yang bergerak saling mengisi satu sama lain. 

Untuk jelasnya simak beberapa contoh berikut ini. 

1. Tari Payung asal Sumatera Barat 

Tari payung yang berasal dari Sumatera Barat juga merupakan salah satu contoh tari berpasangan. Sama seperti tari serampang dua belas, tarian yang menggunakan payung sebagai properti utamanya ini juga mengisahkan perjalanan cinta sepasang muda mudi hingga keduanya dipertemukan dalam ikatan pernikahan. Dalam satu panggung, tarian ini kerap dimainkan oleh 3 sampai 4 pasang penari (6 sd 8 orang). Setiap pasangan penari harus memperagakan gerakan yang sama seiring dengan irama tabuhan alat musik dan syair yang dinyanyikan.

2. Tari Serampang Dua Belas asal Melayu Deli 

Contoh tari berpasangan yang pertama adalah tari serampang dua belas asal Provinsi Sumatera Utara. Sesuai dengan tema yang diangkat dalam tarian ini, yaitu cerita perjalanan cinta sepasang bujang gadis dalam menemukan jodohnya, tarian ini juga diperagakan secara berpasangan oleh sepasang penari pria dan wanita. Dalam satu panggung, biasanya terdapat 2 sampai 3 pasang penari (4 sd 6 orang). Mereka mementaskan 12 babak sendra tari dengan gerakan yang saling mengisi. 

3. Tari Janger asal Bali 

Contoh tari berpasangan selanjutnya adalah tari Janger. Tari tradisional asal Bali ini dipentaskan oleh 10 orang yang terdiri dari pasangan muda mudi. Lima penari pria disebut Kecak, sementara 5 penari wanita disebut Janger. Tarian ini merupakan sendra tari yang mengangkat kisah atau drama tentang Arjuna Wiwaha, Sunda Upasada, dan lain sebagainya. Meski tidak sepopuler tari kecak atau tari pendet, tarian ini sebetulnya memiliki makna yang mendalam. Selengkapnya tentang tarian ini, silakan simak di link ini.

4. Tari Ketuk Tilu asal Jawa Barat 

Tari ketuk tilu adalah tari tradisional Jawa Barat yang menjadi cikal bakal lahirnya tari Jaipong Karawang. Tarian ini juga merupakan contoh tari berpasangan karena dipentaskan oleh penari-penari wanita yang gerakannya dinamis dan saling mengisi. Nama ketuk tilu sendiri berasal dari bunyi tabuhan 3 buah bonang yang menjadi musik pengirinya. Kendati cukup terkenal di masa silam, saat ini kepopuleran tari ketuk tilu justru kalah bila dibandingkan tari jaipong.

5. Tari Legong asal Bali 

Selain tari kecak dan tari pendet, Bali juga terkenal dengan tari tradisional lainnya yaitu tari legong. Tarian ini juga merupakan contoh tari berpasangan karena dimainkan oleh 2 orang penari perempuan. Karena merupakan tarian ritual persembahan, legong dahulunya hanya boleh dimainkan oleh perempuan atau gadis yang masih suci alias belum pernah menstruasi. Namun, seiring pergeseran fungsinya, yang mana saat ini ia lebih digunakan sebagai media hiburan, maka pakem tersebut juga sudah mulai ditinggalkan. 


Selain itu, berikut ini beberapa contoh lain seperti Bambangan Cakil, Srikandi Burisrawa, Srikandi Cakil, Adaninggar Kelaswara, Srikandi Mustakeweni, dan Pemburu Kijang asal Jawa Tengah. Umarmaya-Umarmadi asal daerah Yogyakarta. Jaran Goyang asal Jawa Timur. Ketuk Tilu, Panji Semirang, Oleg Tambulilingan, dan Joget asal Bali. Mapia, Gale-Gale, dan Yosim asal Papua. 

Demikian penjelasan tentang Tari Berpasangan, Contoh dan Asal Daerahnya. Semoga bermanfaat 

Sumber: adat-tradisional.blogspot.com

Read More
Unsur Unsur Tari, Contoh Penerapan, Serta Penjelasannya

Unsur Unsur Tari, Contoh Penerapan, Serta Penjelasannya

Unsur Unsur Tari, Contoh Penerapan, dan Penjelasannya 

Unsur Unsur Tari, Contoh Penerapan, Serta Penjelasannya


Seni Budaya Indonesia │ Sebuah tarian tersusun dari beberapa unsur pendukung yang saling melengkapi untuk menghasilkan wirasa, wirama, dan wiraga yang apik dan menghibur. Unsur unsur tari tersebut meliputi gerakan, iringan, tema, tata rias, tata busana, setting panggung, dan properti tari. 

Bagi Anda yang ingin mengetahuinya, artikel ini akan membahas tentang unsur unsur tari dan penjelasannya tersebut lengkap dengan contoh-contoh penerapannya dalam sebuah tarian.

Silakan simak pembahasan berikut ini :

1. Unsur Gerakan 

Unsur gerakan adalah unsur utama yang menyokong sebuah tarian. Tarian dikatakan indah atau tidak salah satu poin utamanya ditentukan dari bagaimana gerakan tari yang dimainkan. Gerakan tari sendiri meliputi beberapa unsur di antaranya gerak tangan, gerak kaki, gerak leher, gerak wajah (mimik), gerak jari, dan gerak mata. Adapun bila dibagi berdasarkan maknanya, gerakan tari dibedakan menjadi 2, yaitu gerak maknawi atau gerak yang mengandung suatu makna filosofis tertentu dan gerak murni atau gerak yang hanya mengedepankan sisi estetisnya saja. Contoh gerak maknawi dapat kita temukan pada tarian serampang dua belas asal Riau. Pada tarian tersebut kita akan menemukan gerakan-gerakan yang melambangkan kisah cinta sepasang muda mudi. Adapun contoh gerak murni dapat kita temukan pada tari saman asal Aceh. Pada tarian tersebut, gerakan penari mengedepankan kekompakan dan sisi estetis tarian semata. 

2. Unsur Iringan 

Setiap gerakan tari pasti selalu diiringi oleh iringan musik. Selain unsur gerak dan unsur unsur tari lainnya, bunyi iringan juga menambah nilai wirasa, wirama, dan wiraga tarian sehingga tampak lebih indah. iringan sendiri dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu iringan alat musik saja, iringan suara penyanyi, dan gabungan keduanya. Contoh tari yang diiringi bunyi alat musik saja adalah tari pendet asal bali, contoh tari yang diiringi suara penyanyi saja adalah tari kecak, sementara contoh tari yang diiringi oleh tetabuhan musik sekaligus juga oleh suara penyanyi adalah tari Jaipong asal Jawa Barat. 

3. Unsur Tema 

Suatu tarian pasti tidak bisa dilepaskan dari unsur tema yang diangkat dalam pertunjukannya. Tema tarian menambah wirasa bagi para penonton dan penikmat tarian. Contoh tema dalam sebuah tarian di antaranya tari bondan yang mengangkat tema tentang kehidupan seorang gadis yang menjadi ibu, tari kecak yang mengangkat tema tentang kisah ramayana, dan tari sekapur sirih yang mengangkat tema penghormatan pada tamu yang datang. 

4. Unsur Tata Busana 

Para penari dalam tarian apapun, saat mementaskan tarian pasti ia akan menggunakan busana khusus sesuai dengan tema tarian yang diangkat. Dalam tari tradisional misalnya mereka akan menggunakan pakaian adat sebagai busana wajibnya, sementara pada tari modern busana yang dikenakan dapat disesuaikan. Contoh busana tari modern adalah busana kupu-kupu yang dikenakan dalam pertunjukan tari kupu-kupu. 

5. Unsur Tata Rias 

Selain menggunakan busana khusus, para penari juga akan dirias sedemikian rupa agar dengan riasan khusus. Riasan memberikan nilai tambah pada keindahan wirasa tarian. Unsur unsur tari yang lain tidak akan menghasilkan perpaduan yang apik bila penarinya tampak tidak cantik atau menarik. Oleh karenanya unsur satu ini juga perlu diperhatikan. 

6. Unsur Setting Panggung 

Yang tak kalah penting adalah adanya setting panggung sedemikian rupa yang mengatur bagaimana daya guna panggung supaya lebih optimal. Semakin banyak jumlah penari, maka panggung juga harus semakin besar. Contohnya dalam pertunjukan tari kecak, panggung disetiing sedemikian rupa sehingga melingkar dan penonton dapat melihat gerak tari dari segala penjuru. 

7. Unsur Properti 

Properti tari adalah properti atau alat yang digunakan untuk mendukung estetika gerakan dan sebagai sarana yang membantu menyampaikan makna tarian kepada para penonton. Properti tari ada beragam macamnya. Contohnya adalah properti piring pada tari piring, kipas dalam tari kipas, boneka dan perlengkapanya dalam tari bondan, dan lain sebagainya. Nah, demikianlah unsur unsur tari dan penjelasannya. Semoga dapat bermanfaat dan dapat menjadi bahan pembelajaran seni tari untuk kita semua. Artikel ini disarikan dari buku “Seni Tari Indonesia terbitan Erlangga tahun 2015”. 

Terima kasih semoga bermanfaat!

Sumber: adat-tradisional.blogspot.com

Read More
Sejarah dan Penjelasan dari Tari Cakalele Asal Maluku

Sejarah dan Penjelasan dari Tari Cakalele Asal Maluku

Sejarah dan Penjelasan dari Tari Cakalele Asal Maluku


Seni Budaya Indonesia │ Tarian ini adalah sejenis tarian perang yang kerap dipentaskan dalam prosesi penyambutan tamu atau ketika pembukaan suatu acara adat. Tari cakalele adalah sebuah tarian tradisional yang berasal dari Provinsi Maluku. Tidak jelas kapan pertama kali tari ini mulai ada, yang jelas sekarang ia menjadi sangat populer dan dikenal sebagai salah satu ikon budaya masyarakat Maluku. Tak heran bila kemudian banyak orang luar Maluku yang tertarik untuk mempelajarinya. 

Berikut ini kami telah sajikan informasi seputar unsur-unsur tari cakalele, mulai dari tema, gerakan, iringan tari, busana (kostum) hingga properti yang digunakan dalam tarian ini.

1. Tema dan Makna Filosofis 

Unsur yang terdapat dalam tarian cakalele sejatinya merupakan perwujudan kepribadian masyarakat Maluku yang berani dan tak gentar dalam mempertahankan harga dirinya. Harkat dan martabat masyarakat Maluku adalah di atas segalanya. Barang siapa mencoba mengusiknya, maka tak segan bagi orang Maluku untuk berperang. Oleh karena itulah tarian ini kerap dianggap sebagai simbol kepahlawanan, keberanian, sekaligus patriotisme. 

2. Gerakan Tari Cakalele 

Gerakan tari cakalele jauh dari kesan kelembutan, sangat berbeda bila dibandingkan tari-tari tradisional Indonesia lainnya yang berasal dari Sumatera atau Jawa. Gerakan hentak kaki yang diiringi oleh teriakan-teriakan dari para penarinya menunjukan tarian ini sarat dengan nuansa garang. Pada bagian tengah tarian bahkan para penari memperagakan gerak beradu, berperang satu lawan satu secara berpasangan. Secara sekilas, gerakan-gerakan tersebut bisa Anda lihat pada video tari Cakalele berikut ini. 

3. Iringan Tari 

Tari cakalele pada awalnya dilengkapi oleh paduan beberapa alat musik tradisional Maluku seperti tifa, drum bia, suling, tambur, hingga flute. Namun, seiring perkembangannya kecuali tifa, semua alat musik tersebut ditinggalkan. Sehingga tarian ini hanya diiringi oleh tepukan tifa saja serta teriakan-teriakan yang dilontarkan para penarinya. 

4. Setting Panggung 

Setting panggung menjadi salah satu unsur dalam tarian yang paling mendapat perhatian. Pasalnya tarian ini kerap dibawakan oleh orang dalam jumlah besar, yakni sedikitnya 30 orang. Para penarinya sendiri terdiri dari pria dan wanita. Gerakan Tari Bondan Surakarta Gerakan Tari Cokek Betawi Gerakan Tari Kupu Kupu Bali 

5. Tata Rias dan Tata Busana 

Penari Cakalele pria dirias menggunakan riasan sederhana. Busana yang dikenakan para pria terdiri dari celana berkain merah dan ikat kepala yang juga berwarna merah serta sebuah topi almunium yang dilengkapi dengan hiasan 2 bulu burung. Terkadang mereka tidak mengenakan penutup badan (atasan), tapi kadang juga ada yang menggunakannya. Jika para pria mengenakan pakaian merah, para penari wanita justru mengenakan pakaian warna putih. Merahnya pakaian pria melambangkan keberanian sementara putihnya pakaian wanita melambangkan kesucian. 

6. Properti Tari 

Properti tari yang digunakan adalah senjata tradisional Maluku yang berupa parang dan tameng salawaku. Senjata ini digunakan para penari pria dalam pementasan. Sementara para penari wanita hanya menggunakan properti berupa sapu tangan putih yang bernama lenso.

Demikian ulasan tentang tari cakalele yang berasal dari Maluku

Terima kasih, semoga bermanfaat!

Sumber: adat-tradisional.blogspot.com
Read More
Sejarah, Gerakan dan Penjelasan Tari Cendrawasih Asal Bali

Sejarah, Gerakan dan Penjelasan Tari Cendrawasih Asal Bali

Sejarah, Gerakan dan Penjelasan Tari Cendrawasih Asal Bali

Sejarah, Gerakan dan Penjelasan Tari Cendrawasih Asal Bali

Seni Budaya Indonesia │ Meski namanya seperti burung yang berasal dari tanah Papua, namun ternyata tari cendrawasih merupakan suatu tari yang berasal dari Bali. Tari kreasi baru yang diciptakan oleh seorang Artis Bali bernama I Gede Manik ini pertama kali ditampilkan di awal tahun 1920 an di subdistrik Sawan Kabupaten Buleleng. Sejak saat itu, pengembangan koreografi dan unsur-unsur tarian ini terus terjadi. Hingga kini, tari cendrawasih yang kerap dipentaskan justru merupakan hasil arasemen koreografi N. L. N. Swasthi Wijaya Bandem.


Sesuai namanya tari cendrawasih merupakan tarian yang gerakannya terinspirasi dari kehidupan burung, sama seperti tari Manuk Rawa dan tari Belibis yang juga merupakan bagian dari seni tari Bali. Burung cendrawasih sendiri dalam mitologi Hindu Bali dianggap sebagai burungnya para dewa atau disebut Manuk Dewata.

Penjelasan dari unsur Tari Cendrawasih sebagai berikut :

1. Tema dan Makna Filosofis

Tari Cendrawasih merupakan tari yang mengangkat tema atau kisah mengenai sepasang burung cendrawasih yang tengah memadu Afeksi. Namun, bila dipahami lagi, dengan cara eksplisit tarian ini mempunyai makna filosofis mengenai Estetika pulau Bali yang tiadak bandingnya, bagus dari segi Estetika alam ataupun dari segi Estetika budaya.

2. Gerakan Tari Cendrawasih

Gerakan tari cendrawasih terbagi ke dalam 3 bagian atau pembabakan, yaitu bagian awal (pepeson), bagian utama (pengawak), dan bagian akhir (pengipuk).

Bagian awal ditandai dengan munculnya seorang penari yang dilanjutkan dengan gerak berputar, agem kanan, agem kiri, gerak nyelendo, nyosol, dan kembali lagi ke gerakan berputar dan seterusnya. Bagian utama ditandai dengan masuknya penari ke dua ke atas Anjung seraya Dinamis meiberan bersama penari pertama saling Antagonis arah. Gerakan dilanjutkan dengan agem kanan, gerak ngengsong, ngombak angke, mekecog kanan, agem kiri, nyolsol, mencogan, dan nyigsig. Gerakan ini diulang sebanyak 2 kali hingga mereka menjalankan gerak Epilog yaitu gerak pengipuk.

dengan cara sederhana, kita Bisa mempelajari gerakan-gerakan tari cendrawasih tersebut di video yang telah kami sematkan berikut ini.


3. Setting Anjung

Tari cendrawasih disajikan oleh 2 orang penari perempuan. Sesuai dengan temanya, Disorientasi seorang penari berperan sebagai burung cendrawasih betina, dan seorang lainnya berperan sebagai burung cendrawasih jantan. Kedua penari tersebut tak naik ke Anjung dengan cara bersamaan, melainkan Disorientasi satunya –yakni yang berperan sebagai cendrawasih betina akan lebih dahulu menari, baru disusul penari lainnya di pertengahan pertunjukan.

4. Iringan Musik

Tari cendrawasih juga diiringi oleh paduan musik gamelan Bali dan beberapa alat musik tradisional Bali lainnya, seperti Pereret, Rindik, cengceng, dan genggong. Setiap tabuhan alat musik tersebut akan selalu selaras dengan gerak tubuh penari cendrawasih. Selain itu, ekspresi wajah terutama gerak mata menjadi Disorientasi satu bagian yang tak terpisahkan irama musik pengiringnya.

5. Tata Rias dan Tata Busana

Sesuai dengan tema yang diangkat, para penari tari cendrawasih akan dirias sedemikian rupa sehingga tampak teranalogi dengan bentuk tubuh burung cendrawasih. Untuk atasan, mereka memakai kemben, sementara untuk atasan memakai rok panjang dengan motif keemasan. Adapun aksesoris yang digunakan merupakan suatu mahkota dengan ornamen jambul bergaya panji, gelang bahu, dan kalung emas.

Disorientasi satu elemen penting dalam tata rias tari cendrawasih terletak di riasan mata. Dengan balutan eye shadow hitam, riasan dibuat sedemikian rupa supaya bola mata terlihat lebih besar. Elemen ini penting untuk menunjukan kesan kuat di setiap gerakan bola mata yang memang menjadi bagian paling menarik di gerakan tari cendrawasih ini.

6. Properti Tari

Dalam tari cendrawasih, tak ada properti yang digunakan selain suatu sampur atau selendang berwarna cerah. Selendang ini merupakan analogi sayap burung cendrawasih, oleh karenanya ia selalu dimainkan sepanjang tarian. Selendang sendiri umumnya diselipkan di pinggang dan memanjang terjuntai ke bawah saat tak dimainkan.

Demikian ulasan mengenai tari cendrawasih asal Bali. Gerak dinamis dari setiap bagian tubuh penarinya ditambah dengan kesan kuat di ekspresi wajah yang disajikan merupakan 2 hal yang membuat tarian ini begitu populer dan digemari para wisatawan mancanegara.

Terima kasih, semoga bermanfaat.
Read More